Tugas
Kelompok
Mata
Kuliah : Sosiologi Komunikasi
MAKALAH
PERUBAHAN
SOSIAL DAN BUDAYA MASSA
KELOMPOK
5
Riska Aprianti (10538299514)
Marhamah (10538301214)
Muhammad Musbah (10538300914)
Musliani (10538300414)
JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufik serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul ”Perubahan Sosial dan Budaya Massa” ini dengan baik dan tepat pada
waktunya.
Kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan,bimbingan dan arahan dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, kami
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah
ini, yang telah membimbing kami membuat makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini banyak sekali kekurangan
dan masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi bahasa maupun susunan
penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi perbaikan untuk langkah-langkah selanjutnya.
Akhirnya kami mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak
yang telah terkait. Semoga segala bantuan, bimbingan dan arahan yang
diberikan mendapat ganjaran yang berlipat ganda dari Allah SWT.
Makassar, 28 November 2016
KELOMPOK 5
DAFTAR ISI
SAMPUL
............................................................................................... i
KATA
PENGANTAR ........................................................................... ii
DAFTAR
ISI ......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
a) Latar Belakang .......................................................................... 1
b) Rumusan
Masalah ...................................................................... 3
c) Tujuan
Penulisan ....................................................................... 3
BAB
II PEMBAHASAN
a) Perubahan
sosial .................................................................................... 4
b) Budaya
massa dan budaya populer ....................................................... 7
BAB III PENUTUP
a) Kesimpulan
................................................................................ 13
b) Saran
.......................................................................................... 13
DAFTAR
PUSTAKA ........................................................................... iv
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Perubahan sosial yang
dialami anggota masyarakat untuk meninggalkan unsur-unsur budaya dan sistem
sosial yang lama menjadi yang baru terjadi akibat sifat budaya massa yang
kontemporer. Munculnya kebudayaan secara instan sesuai dengan minat yang
diinginkan oleh masyarakat pada waktu tertentu dengan mengikuti
gelombang perubahan yang tengah terjadi di dalam masyarakat yang
melingkupinya. Oleh sebab itu, perubahan sosial yang terjadi dapat
memberikan perubahan pola pikir masyarakat, perilaku masyarakat, dan budaya
materi yang digunakan masyarakat. Perbedaan antara perubahan sosial dengan
perubahan budaya tergantung dari adanya perbedaan atas pengertian tentang
masyarakat dan kebudayaan itu sendiri.
Menurut Taylor,
kebudayaan adalah suatu kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, hukum adat istiadat, dan setiap kemampuan serta kebiasaan
manusia sebagai warga masyarakat, setiap perubahan-perubahan kebudayaan
merupakan perubahan dari unsur-unsur tersebut. Di dalam kehidupan sehari-hari,
perubahan-perubahan masyarakat antara perubahan sosial dengan perubahan
kebudayaan sangat sulit dipisahkan. Tidak ada masyarakat di dunia yang tidak
memiliki kebudayaan, sebaliknya tidak mungkin ada kebudayaan yang tidak terjelma
dalam kehidupan masyarakat.
Kebudayaan itu mencakup
segenap cara berpikir dan bertingkah laku, yang timbul karena interaksi yang
bersifat komunikatif seperti menyampaikan buah pikiran secara simbolis dan
bukan karena warisan yang berdasarkan keturunan. Oleh sebab itu, perubahan
sosial dan kebudayaan memiliki satu aspek yang sama yaitu keduanya saling
berhubungan dengan suatu penerimaan cara-cara baru atau suatu perbaikan dalam
cara suatu masyarakat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Tetapi masih saja sulit
untuk meletakkan zona pemisah antara perubahan sosial dengan kebudayaan. Kedua
gejala tersebut dapat ditemukan diantara hubungan timbal balik sebagai sebab
dan akibat.
Perubahan masyarakat
yang juga mempengaruhi perubahan kebudayaan bisa disebabkan karena suatu hal
yang dianggap sudah tidak lagi memuaskan, ada faktor baru yang lebih memuaskan
masyarakat sebagai pengganti faktor yang sudah ada sebelumnya. Atau perubahan
terjadi karena adanya faktor keterpaksaan masyarakat untuk menyesuaikan faktor
yang sudah lama dengan faktor-faktor lain yang sudah mengalami perubahaan
terlebih dahulu.
Media massa merupakan
institusi yang menghubungkan seluruh unsur masyarakat satu dengan lainnya
melalui produk media massa yang dihasilkan. Kehidupan masyarakat kota yang tidak
saling mengenal jika melakukan interaksi satu sama lainnya didasari oleh
kepentingan dan kebutuhan yang dilandasi pada hubungan yang sekunder. Sehingga
lahirlah media massa yang merupakan kebutuhan masyarakat perkotaan untuk saling
berinteraksi satu dengan lainnya. Media massa berupaya menyesuaikan berbagai
produk tayangannya terhadap khalayak yang sifatnya heterogen dan berasal dari
sosio-ekonomi, kultural, dan lainnya. Produk tayangan media massa ditampilkan
sedemikian rupa sehingga mampu diterima oleh seluruh lapisan masyarakat.
Kebutuhan masyarakat akan informasi tidak hanya dari dalam negeri saja
melainkan dari berbagai negara. Oleh sebab itu, media massa berusaha memberikan
pilihan yang memuaskan bagi para khalayak.
Budaya massa diproduksi
dengan tujuan untuk menarik sebanyak mungkin khalayaknya. Kebudayaan dalam
masyakarat tidak hanya sampai di budaya massa saja melainkan khalayak
membutuhkan budaya populer seiring berkembangnya kemajuan teknologi yang
semakin menguasai manusia. Budaya populer lahir karena perkembangan kebudayaan
lebih banyak menyajikan dari sisi hiburan seperti film, buku, dan televisi.
Budaya populer menjadi bagian dari budaya elite dalam masyarakat tertentu
seperti menggunakan kendaraan pribadi kelas atas, mengikuti perkembangan fashion.
Namun, Allan Bloom
menjelaskan bahwa kebudayaan baru merusak kebudayaan tradisional yang sudah
berkembang terlebih dahulu. Anehnya kebudayaan populer lebih banyak berpengaruh
kepada kelompok kaum muda dan menjadi pusat ideologi masyarakat dan kebudayaan,
padahal budaya populer terus menjadi kontradiksi dan perdebatan antara kaum
konservatif dan neokonservatif.
B. B. Rumusan
Masalah
1.
Apakah yang dimaksud dengan perubahan
sosial ?
2.
Apakah yang dimaksud budaya massa dan
budaya popular ?
C. Tujuan
Penulisan
1 1. Untuk
mengetahui yang dimaksud dengan perubahan sosial.
2. Untuk
mengetahui yang dimaksud dengan budaya massa dan budaya popular.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Perubahan
Sosial
Perubahan sosial adalah
proses sosial yang di alami oleh anggota masyarakat serta semua unsur-unsur
budaya dan sistem-sistem sosial, dimana semua tingkat kehidupan masyarakat
secara sukarela atau dipengaruhi oleh unsur-unsur eksternal meninggalkan
pola-pola kehidupan, budaya dan sistem sosial lama kemudian menyesuaikan diri
atau menggunakan pola-pola kehidupan, budaya, dan sistem sosial yang baru.
Perubahan sosial
terjadi ketika ada kesediaan anggota masyarakat untuk meninggalkan unsur-unsur
budaya dan sistem sosial lama dan mulai beralih menggunakan unsur-unsur budaya
dan sistem sosial yang baru. Perubahan sosial dipandang sebagai konsep yang
serba mencakup seluruh kehidupan masyarakat baik pada tingkat individual,
kelompok, masyarakat, negara, dan dunia yang mengalami perubahan. Hal-hal
penting dalam perubahan sosial menyangkut aspek-aspek sebagai berikut :
1)
Perubahan pola pikir dan sikap
masyarakat menyangkut persoalan sikap masyarakat terhadap berbagai persoalan
sosial dan budaya disekitarnya yang berakibat terhadap pemetaraan pola-pola
pikir yang di anut oleh masyarakat sebagai sebuah sikap yang modern. Contohnya,
sikap terhadap pekerjaan bahwa konsep dan pola pikir lama tentang pekerjaan
adalah sektor formal (menjadi pegawai negeri), sehingga konsep pekerjaan di
bagi menjadi 2, yaitu sektor formal dan informal. Saat ini terjadi perubahan
terhadap konsep kerja lama di mana pekerjaan konsep tidak sebagai sektor formal
(menjadi pegewai negeri), akan tetapi dikonsepkan sebagai sektor yang
menghasilkan pendapatan maksimal. dengan demikian, bekerja tidak saja di sektor
formal, akan tetapi dimana saja yang penting menghasilkan uang yang maksimal,
dengan demikian konsep kerja menjadi sektor formal, yaitu bekerja di
pemerintahan, sektor swasta yaitu bekerja di perusahaan swasta besar, sektor
informal yaitu bekerja di sektor informal, seperti wiraswasta kecil.
2) Perubahan
perilaku masyarakat menyangkut persoalan perubahan sistem-sisten sosial, dimana
masyarakat meninggalkan sistem sosial lama dan menjalankan sistem sosial baru.
3) Perubahan
budaya materi menyangkut perubahan artefak budaya yang digunakan oleh
masyarakat.
SKEMA
1
Tahapan Transisi Sosiologis
Primitif→Agrokultura→lTradisional→Transisi→Modern→Postmodern
Masyarakat memulai
kehidupan mereka pada suatu fase yang disebut Primitif dimana manusia hidup
secara terisolir dan berpindah-pindah disesuaikan dengan lingkungan alam dan
sumber makanan yang tersedia. Terdapat beberapa fase dalam kehidupan manusia
yaitu :
v Fase
Agrokultural, ketika lingkungan alam mulai tidak lagi mampu memberi dukungan
terhadap manusia, termasuk juga karena populasi manusia mulai banyak, maka
pilihan budayanya bercocok tanam di suatu tempat dan memanen hasil pertanian
itu serta berburu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
v Fase
Tradisional, masyarakat hidup secara menetap di suatu tempat yang di anggap
strategis untuk penyediaan berbagai kebutuhan hidup masyarakat, seperti
dipinggir sungai, di pantai, di lereng bukit, di dataran tinggi, di dataran
rendah ang datar, dan sebagainya. Dan mulai mengenal kata “Desa” dimana
beberapa band (kelompok kecil masyarakat) memilih menetap dan saling
berinteraksi satu dengan manusia lainnya sehingga menjadi kelompok nbesar dan
menjadi komunitas desa.
v Fase
Transisi, kehidupan desa sudah sangat maju, isolasi kehidupan hampir tidak
ditemukan lagi dalam skala luas, transportasi sudah lancer walaupun untuk
masyarakat desa tertentu masih menjadi masalah. Pengguna media informasi sudah
mulai merata, namun secara geografis masyarakat transisi berada dipinggiran
kota serta serta hidup mereka masih secara tradisional, termasuk pola berfikir
dan system sosial lama masih silih berganti digunakan dan mengalami penyesuaian
dengan hal-hal yang baru dan inovatif. Umumnya masyarakat transisi bersifat
mendua atau ambigu terhadap sikap, pandangan, dan perilaku mereka sehari-hari.
v Fase
Modern, di tandai dengan peningkatan kualita perubahan sosial yang lebih jelas
meninggalkan fase transisi. Kehidupan masyarakat sudah mulaikosmopolitan dengan
kehidupan individual yang sangat menonjol. System religi dan control sosial
masyarakat serta system kekerabatan mulai di abaikan. Masyarakat sudah
mulai hidup dengan system mekanik, kaku, dan hubungan-hubungan ditentukan
berdasarkan pada kepentingan masing-masing elemen masyarakat.
v Fase
Postmodern, masyarakat secara financial, pengetahuan, relasi, dan semua
prasyarat sebagai masyarakat modern sudah dilampauinya. Walaupun terkadang ada
satu dua masyarakat modern yang memiliki cirri masyarakat postmodern walupun
belum memiliki kenampakan tersebut, namun hal itu bersifat temporer dan meniru
kelompok-kelompok lain yang lebih mapan. Dan dapat disimpulkan masyarakat
postmodern adalah masyarakat dengan kelebihan-kelebihan tertentu dimana
kelebihan itu menciptakan pola sikap dan perilaku serta pandangan-pandangan
terhadap diri dan masyarakat sosial yang berbeda dengan masyarakat modern atau
masyarakat sebelum itu.
Sifat-sifat yang menonjol dari
masyarakat postmodern :
1. Memiliki
pola hidup nonmaden, artinya kehidupan mereka yang terus bergerak dari satu
tempat ketempat yang lain menyebabkan orang sulit menemukan mereka secara ajeg
termasuk dapat mendeteksi dimana tempat tinggal menetapnya.
2. Secara
sosiologis mereka berada pada titik nadir, antara struktur dan agen, yaitu pada
kondisi tertentu orang postmodern patuh pada strukturny, namun pada sisi lain
ia mengekspresiakn dirinya sebagai agen yang memproduksi struktur atau paling
tidak agen yang terlepas dari strukturnya.
3. Manusia
postmodern lebih suka menghargai privasi, dan kegemaran mereka melebihi apa
yang mereka anggap berharga dalam hidup mereka.
4. Kehidupan
pribadi yang bebas menyebabkan orang-orang postmodern menjadi sangat sekuler,
memiliki pemahaman nilai-nilai sosial yang subyektif dan liberal.
5. Pemahaman
orang postmodern yang bebas menyebabkan cenderung melakukan “gerakan kembali”.
Namun itu akan menjadi perspektif yang berbeda dengan orang yang selama ini
sudah dan sedang ada di wilayah tersebut
Perubahan sosial
itu terjadi secara vertical,namun implikasi dari perubahan sosial vertical itu
mengubah semua aspek dalam kehidupan manusia, masyarakat, dan dunia serta semua
kehidupan sosial mereka yang umumnya terjadi tidak saja vertical namun juga
horizontal bahkan membentuk pola-pola perubahan lainnya, seperti memutar,
mengulang, memecah, dan menyatu.
B. Budaya Massa dan Budaya Populer
·
Budaya
Massa
Makna kata massa mengacu pada kolektivitas
tanpa bentuk, yang komponen-komponannya sulit dibedakan satu dengan yang
lainnya. Dengan demikian, maka massa sama dengan suatu kumpulan orang banyak yang
tidak mengenal keberadaan individualitas. Contoh budaya massa yaitu : Pakaian
Batik.
Blumer dalam McQuail, mengemukakan ada empat
komponen sosiologis yang mengandung arti massa, yaitu:
1) Anggota
massa adalah orang-orang dari kelas social yang berbeda, jenis pekerjaan yang
berlainan, dengan latar belakang budaya yang bermacam-macam, serta tingkat
kekayaan yang beraneka atau berasal dari segala lapisan kehidupan dari seluruh
tingkat sosial.
2) Massa
terdiri individu-individu yang anonym.
3) Anggota
massa terpisah satu dengan yang lainnya dan hanya terdapat sedikit interaksi
atau pertukaran pengalaman antar-anggota massa yang dimaksud.
4) Keorganisasian
bersifat longgar dan tidak mampu bertindak bersama atau secara kesatuan.
Secara umum pengertian massa ditandai
dengan:
1) Kurang
memiliki kesadaran diri.
2) Kurang
memiliki identitas diri.
3) Tidak
mampu bergerak secara serentak dan terorganisir untuk mencapai suatu tujuan
tertentu.
4) Massa
ditandai oleh komposisi yang selalu berubah dan berada dalam batas wilayah yang
selalu berubah pula.
5) Massa
tidak bertindak dengan dirinya sendiri, tetapi dikooptasi untuk melakukan suatu
tindakan.
6)
Meski anggotanya heterogen, dan dari
semua lapisan sosial, massa selalu bersikap sama dan berbuat sesuai dengan
persepsi orang yang akan mengkooptasi mereka.
Konsep massa kemudian
mengandung pengertian masyarakat secara keseluruhan “masyarakat massa” (the
mass society). Menurut McQuail, massa ditandai oleh :
· Memiliki
agregat yang besar;
· Tidak
dapat dibedakan;
· Cenderung
berpikir negatif;
· Sulit
diperintah atau diorganisasi; dan
· Refleksi
dari khalayak massa.
Media massa adalah
institusi yang menghubungkan seluruh unsur massyarakat satu dengan lainnya
dengan melalui produk media massa yang dihasilkannya. Secara spesifikasi
institusi media massa, yaitu: 1) Sebagai seluruh produksi dan distribusi
kotensimbolis, 2) Sebagai institusi publik yang bekerja sesuai aturan yang ada,
3) Keikutsertaan baik sebagai pengirim atau penerima adalah sukarela, 4) Menggunakan
standar profsional dan birokrasi, dan 5) Media sebagai perpaduan antara
kebebasan dan kekuasan.
Kehidupan masyarakat
kota pada umunya media massa telah menjadi salah satu kebutuhan dalam
berinteraksi di dalam masyarakat perkotaan satu dengan lainnya. Media massa
memiliki persyaratan dalam pemakainnya yaitu:
· Orang
harus bisa membaca sebelum menerima surat kabar atau majalah
· Orang
harus memiliki pesawat radio atau televis, bila akan mengikuti siarannya.
·
Kebiasaan memanfaatkan media
Dalam penyampain
berbagai produk tayangan media massa berupaya menyesuaikan dengan khalayak yang
heterogen dan berbagais osio-ekonomi, kultural, dan lainnya. Di sisi lain,
media juga sering menyajikan berita, film, informasi lain dari berbagai negara
sebagai upaya media memuaskan khalayaknya. Produk media baik yang berupa berita,
program keluarga , kuis, film, dan sebagainya, disebut juga upaya massa yaitu
karya budaya. Budaya massa di bentuk di sebabkan:
· Tuntutan
industry kepada pencipta untuk menghasilkan karya yang banyak dalam tempo singkat.
Maka si pencipta untuk menghasilkan karya yang banyak dalam tempo singkat, tak
sempat lagi berfikir, dan dengan secepatnya menyelesaikan karyanya. Dan
memiliki target dalam waktu tertentu.
·
Karena massa cenderung ‘ latah’ menyulap
atau meniru sesuatu yang sedang naik daun atau laris, sehingga media mencari
keuntungan sebesar-besarnya.
Pada umumnya budaya massa di pengaruhi oleh budaya popular. Pemikiran tentang
budaya popular menurut Ben Agger (1992;24) dapat di kelompokan pada empat
aliran yaitu:
·
Budaya di bangun berdasarkan kesenangan
namun tidak substansial dan mengentaskan orang dari kejenuhan kerja sepanjang
hari.
· Kebudayaan
popular menghancurkan nilai budaya tradisional.
· Kebudayaan
menjadi masalah besar dalam pandangan ekonomi Marx kapitalis.
·
Kebudayaan popular merupakan budaya yang
menetes dari atas.
Kebudayan popular banyak berkaitan dengan masalah keseharian yang dapat di
nikmati olehsemua orang atau kalangan orang tertentu, seperti pementasan mega
bintang, kendaran pribadi, fashion, model rumah, perawatan tubuh, dan
semacamnya. Kebudayaan popular lebih banyak berpengaruh
pada kelompok orang muda dan menjadi pusat ideology masyarakat dan kebudayaan,
padahal budaya popular pterus menjadi kontradiksi dan perdebatan. Budaya
popular lebih banyak mempertontonkan sisi hiburan, yang kemudian mengesankan
lebih konsumtif. Richard Dyer mengatakan hiburan merupakan kebutuhan pribadi
masyarakat yang dipengaruhi oleh struktur kapitalis.
Hiburan menyatu dengan
makna-makna hiburan yang saat ini didominasi oleh music. Hampir tidak dapat
ditemui sebuah hiburan tanpa mengabaikan peran music. Music memiliki prinsip
kesenangan yang tertanam dan menjelma dalam kehidupan manusia sehingga
terbentuk suatu kebudayaan. Dunia hiburan telah menjadi sebuah proses
reproduksi kepuasan manusia dalam sebuah media. Hampir tidak ada lagi perbedaan
antara kehidupan nyata dan dunia yang digambarakan dalam film yang dirancang
menggunakan efek suara dengan tingkat ilusi yang sempurna sehingga tak terkesan
imaginative.
·
Budaya
Populer
Williams (1983)
mendefinisikan kata ”populer” menjadi empat pengertian yaitu (1) banyak disukai
orang; (2) jenis kerja rendahan; (3) karya yang dilakukan untuk menyenangkan
orang; (4) budaya yang memang dibuat oleh orang untuk dirinya sendiri.
Sedangkan pengertian budaya popular dijabarkan dalam berbagai definisi. Menurut
Ben Agger pemikiran tentang budaya popular dapat dikelompokan menjadi yaitu:
1. Budaya
dibangun berdasarkan kesenangan namun tidak substansial dan mengentaskan orang
dari kejenuhan kerja sepanjang hari.
2. Kebudayaan
popular menghancurkan kebudayaan tradisional.
3. Kebudayaan
menjadi masalah besar dalam pandangan ekonomi kapitalis Marx.
4. Kebudayaan
popular merupakan budaya yang menetes dari atas
Kebudayaan popular berkaitan
dengan masalah keseharian yang dapat dinikmati oleh semua orang atau kalangan
orang tertentu seperti mega bintang, kendaraan pribadi, fashion, model rumah,
perawatan tubuh, dan sebagainya. Menurut Ben Agger Sebuah budaya yang akan
masuk dunia hiburan maka budaya itu umumnya menempatkan unsure popular sebagai
unsure utamanya. Budaya itu akan memperoleh kekuatannya manakala media massa
digunakan sebagai penyebaran pengaruh di masyarat. Contoh budaya popular adalah
Korean Pop (K Pop). Adapun Ciri-ciri budaya popular :
1.
Tren, sebuah budaya yang menjadi trend
dan diikuti atau disukai banyak orang berpotensi menjadi budaya popular
2.
Keseragaman bentuk, sebuah ciptaan
manusia yang menjadi tren akhirnya diikuti oleh banyak penjiplak. Karya
tersebut dapat menjadi pionir bagi karya-karya lain yang berciri sama, sebagai
contoh genre musik pop (diambil dari kata popular) adalah genre musik yang
notasi nada tidak terlalu kompleks, lirik lagunyasederhana dan mudah diingat
3.
Adaptabilitas, sebuah budaya populer
mudah dinikmati dan diadopsi oleh khalayak, hal ini mengarah pada tren
4.
Durabilitas, sebuah budaya populer akan
dilihat berdasarkan durabilitas menghadapi waktu, pionir budaya populer yang
dapat mempertahankan dirinya bila pesaing yang kemudian muncul tidak dapat menyaingi
keunikan dirinya, akan bertahan-seperti merek Coca-cola yang sudah ada
berpuluh-puluh tahun
5.
Profitabilitas, dari sisi ekonomi,
budaya populer berpotensi menghasilkan keuntungan yang besar bagi industri yang
mendukungnya.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pemaparan makalah
ini yaitu sebagai berikut :
1.
Perubahan sosial adalah proses sosial
yang di alami oleh anggota masyarakat serta semua unsur-unsur budaya dan
sistem-sistem sosial, dimana semua tingkat kehidupan masyarakat secara sukarela
atau dipengaruhi oleh unsur-unsur eksternal meninggalkan pola-pola kehidupan,
budaya dan sistem sosial lama kemudian menyesuaikan diri atau menggunakan
pola-pola kehidupan, budaya, dan sistem sosial yang baru. Terdapat beberapa fase
dalam kehidupan manusia yaitu : Fase Agrokultural, Fase Tradisional, Fase
Transisi, Fase Modern, dan Fase Postmodern.
2. Budaya massa adalah suatu budaya yang
terus menerus direproduksi dan dikonsumsi oleh suatu kelompokyangmempunyaiakibatsecaramenyeluruh. Williams (1983) mendefinisikan kata ”populer” menjadi 4 pengertian
yaitu (1) banyak disukai orang; (2) jenis kerja rendahan; (3) karya yang
dilakukan untuk menyenangkan orang; (4) budaya yang memang dibuat oleh orang
untuk dirinya sendiri. Kebudayaan popular
berkaitan dengan masalah keseharian yang dapat dinikmati oleh semua
orang atau kalangan orang tertentu seperti mega bintang, kendaraan pribadi,
fahion, model rumah, perawatan tubuh. Ciri-ciri budaya popular yaitu : tren,
keseragaman bentuk, adaptabilitas, durabilitas, profitabilitas.
B.
Saran
Penulis bersedia menerima kritik dan
saran yang positif dari pembaca. Penulis akan menerima kritik dan saran
tersebut sebagai bahan pertimbangan yang memperbaiki makalah ini di kemudian
hari. Semoga makalah berikutnya dapat penulis selesaikan dengan hasil yang
lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Burhan, Bungin. 2007. “Sosiologi Komunikasi: Teori,
Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat”. Jakarta:
Kencana Prenada Media.
Zulkarimien, Nasution.2003. “Sosiologi Komunikasi Massa”. Jakarta: Universitas Terbuka.
Soekanto, Soerjono. 2012. “Sosiologi Suatu Pengantar”. Jakarta: Rajagrafindo Persada.