Selasa, 29 November 2016

Makalah Perubahan Sosial Dan Budaya Massa

Tugas Kelompok
Mata Kuliah     : Sosiologi Komunikasi

MAKALAH
PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA MASSA




Disusun Oleh :

KELOMPOK 5
Riska Aprianti (10538299514)
Marhamah (10538301214)
Muhammad Musbah (10538300914)
Musliani (10538300414)


JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2016/2017



KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul ”Perubahan Sosial dan Budaya Massa” ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
            Kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan,bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah ini, yang telah membimbing kami membuat makalah ini.
            Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini banyak  sekali kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi bahasa maupun susunan penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan untuk langkah-langkah selanjutnya.
            Akhirnya kami mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah terkait. Semoga segala bantuan, bimbingan dan arahan yang diberikan  mendapat ganjaran yang berlipat ganda dari Allah SWT.

Makassar, 28 November 2016

            KELOMPOK 5




DAFTAR ISI

SAMPUL ...............................................................................................    i
KATA PENGANTAR ...........................................................................   ii    
DAFTAR ISI .........................................................................................   iii   
BAB I PENDAHULUAN
a)    Latar Belakang ..........................................................................    1
b)  Rumusan Masalah ......................................................................    3
c)   Tujuan Penulisan .......................................................................     3
BAB II PEMBAHASAN
a)   Perubahan sosial ....................................................................................    4
b)   Budaya massa dan budaya populer .......................................................    7
BAB III PENUTUP
a)   Kesimpulan ................................................................................   13
b)  Saran ..........................................................................................    13
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................     iv



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Perubahan sosial yang dialami anggota masyarakat untuk meninggalkan unsur-unsur budaya dan sistem sosial yang lama menjadi yang baru terjadi akibat sifat budaya massa yang kontemporer. Munculnya kebudayaan secara instan sesuai dengan minat yang diinginkan oleh masyarakat pada waktu tertentu dengan mengikuti gelombang perubahan yang tengah terjadi di dalam masyarakat yang melingkupinya. Oleh sebab itu, perubahan sosial yang terjadi dapat memberikan perubahan pola pikir masyarakat, perilaku masyarakat, dan budaya materi yang digunakan masyarakat. Perbedaan antara perubahan sosial dengan perubahan budaya tergantung dari adanya perbedaan atas pengertian tentang masyarakat dan kebudayaan itu sendiri.
Menurut Taylor, kebudayaan adalah suatu kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum adat istiadat, dan setiap kemampuan serta kebiasaan manusia sebagai warga masyarakat, setiap perubahan-perubahan kebudayaan merupakan perubahan dari unsur-unsur tersebut. Di dalam kehidupan sehari-hari, perubahan-perubahan masyarakat antara perubahan sosial dengan perubahan kebudayaan sangat sulit dipisahkan. Tidak ada masyarakat di dunia yang tidak memiliki kebudayaan, sebaliknya tidak mungkin ada kebudayaan yang tidak terjelma dalam kehidupan masyarakat.
Kebudayaan itu mencakup segenap cara berpikir dan bertingkah laku, yang timbul karena interaksi yang bersifat komunikatif seperti menyampaikan buah pikiran secara simbolis dan bukan karena warisan yang berdasarkan keturunan. Oleh sebab itu, perubahan sosial dan kebudayaan memiliki satu aspek yang sama yaitu keduanya saling berhubungan dengan suatu penerimaan cara-cara baru atau suatu perbaikan dalam cara suatu masyarakat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Tetapi masih saja sulit untuk meletakkan zona pemisah antara perubahan sosial dengan kebudayaan. Kedua gejala tersebut dapat ditemukan diantara hubungan timbal balik sebagai sebab dan akibat.
Perubahan masyarakat yang juga mempengaruhi perubahan kebudayaan bisa disebabkan karena suatu hal yang dianggap sudah tidak lagi memuaskan, ada faktor baru yang lebih memuaskan masyarakat sebagai pengganti faktor yang sudah ada sebelumnya. Atau perubahan terjadi karena adanya faktor keterpaksaan masyarakat untuk menyesuaikan faktor yang sudah lama dengan faktor-faktor lain yang sudah mengalami perubahaan terlebih dahulu.
Media massa merupakan institusi yang menghubungkan seluruh unsur masyarakat satu dengan lainnya melalui produk media massa yang dihasilkan. Kehidupan masyarakat kota yang tidak saling mengenal jika melakukan interaksi satu sama lainnya didasari oleh kepentingan dan kebutuhan yang dilandasi pada hubungan yang sekunder. Sehingga lahirlah media massa yang merupakan kebutuhan masyarakat perkotaan untuk saling berinteraksi satu dengan lainnya. Media massa berupaya menyesuaikan berbagai produk tayangannya terhadap khalayak yang sifatnya heterogen dan berasal dari sosio-ekonomi, kultural, dan lainnya. Produk tayangan media massa ditampilkan sedemikian rupa sehingga mampu diterima oleh seluruh lapisan masyarakat. Kebutuhan masyarakat akan informasi tidak hanya dari dalam negeri saja melainkan dari berbagai negara. Oleh sebab itu, media massa berusaha memberikan pilihan yang memuaskan bagi para khalayak.
Budaya massa diproduksi dengan tujuan untuk menarik sebanyak mungkin khalayaknya. Kebudayaan dalam masyakarat tidak hanya sampai di budaya massa saja melainkan khalayak membutuhkan budaya populer seiring berkembangnya kemajuan teknologi yang semakin menguasai manusia. Budaya populer lahir karena perkembangan kebudayaan lebih banyak menyajikan dari sisi hiburan seperti film, buku, dan televisi. Budaya populer menjadi bagian dari budaya elite dalam masyarakat tertentu seperti menggunakan kendaraan pribadi kelas atas, mengikuti perkembangan fashion.
Namun, Allan Bloom menjelaskan bahwa kebudayaan baru merusak kebudayaan tradisional yang sudah berkembang terlebih dahulu. Anehnya kebudayaan populer lebih banyak berpengaruh kepada kelompok kaum muda dan menjadi pusat ideologi masyarakat dan kebudayaan, padahal budaya populer terus menjadi kontradiksi dan perdebatan antara kaum konservatif dan neokonservatif.  
B.             B. Rumusan Masalah
1.   Apakah yang dimaksud dengan perubahan sosial ?
2.   Apakah yang dimaksud budaya massa dan budaya popular ?
C.  Tujuan Penulisan
1          1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan perubahan sosial.
            2. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan budaya massa dan budaya popular.



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Perubahan Sosial
Perubahan sosial adalah proses sosial yang di alami oleh anggota masyarakat serta semua unsur-unsur budaya dan sistem-sistem sosial, dimana semua tingkat kehidupan masyarakat secara sukarela atau dipengaruhi oleh unsur-unsur eksternal meninggalkan pola-pola kehidupan, budaya dan sistem sosial lama kemudian menyesuaikan diri atau menggunakan pola-pola kehidupan, budaya, dan sistem sosial yang baru.
Perubahan sosial terjadi ketika ada kesediaan anggota masyarakat untuk meninggalkan unsur-unsur budaya dan sistem sosial lama dan mulai beralih menggunakan unsur-unsur budaya dan sistem sosial yang baru. Perubahan sosial dipandang sebagai konsep yang serba mencakup seluruh kehidupan masyarakat baik pada tingkat individual, kelompok, masyarakat, negara, dan dunia yang mengalami perubahan. Hal-hal penting dalam perubahan sosial menyangkut aspek-aspek sebagai berikut :
1)     Perubahan pola pikir dan sikap masyarakat menyangkut persoalan sikap masyarakat terhadap berbagai persoalan sosial dan budaya disekitarnya yang berakibat terhadap pemetaraan pola-pola pikir yang di anut oleh masyarakat sebagai sebuah sikap yang modern. Contohnya, sikap terhadap pekerjaan bahwa konsep dan pola pikir lama tentang pekerjaan adalah sektor formal (menjadi pegawai negeri), sehingga konsep pekerjaan di bagi menjadi 2, yaitu sektor formal dan informal. Saat ini terjadi perubahan terhadap konsep kerja lama di mana pekerjaan konsep tidak sebagai sektor formal (menjadi pegewai negeri), akan tetapi dikonsepkan sebagai sektor yang menghasilkan pendapatan maksimal. dengan demikian, bekerja tidak saja di sektor formal, akan tetapi dimana saja yang penting menghasilkan uang yang maksimal, dengan demikian konsep kerja menjadi sektor formal, yaitu bekerja di pemerintahan, sektor swasta yaitu bekerja di perusahaan swasta besar, sektor informal yaitu bekerja di sektor informal, seperti wiraswasta kecil. 
2)     Perubahan perilaku masyarakat menyangkut persoalan perubahan sistem-sisten sosial, dimana masyarakat meninggalkan sistem sosial lama dan menjalankan sistem sosial baru.
3)     Perubahan budaya materi menyangkut perubahan artefak budaya yang digunakan oleh masyarakat.
SKEMA 1
Tahapan Transisi Sosiologis


                 Primitif→AgrokulturalTradisionalTransisiModernPostmodern  



Masyarakat memulai kehidupan mereka pada suatu fase yang disebut Primitif dimana manusia hidup secara terisolir dan berpindah-pindah disesuaikan dengan lingkungan alam dan sumber makanan yang tersedia. Terdapat beberapa fase dalam kehidupan manusia yaitu :
v Fase Agrokultural, ketika lingkungan alam mulai tidak lagi mampu memberi dukungan terhadap manusia, termasuk juga karena populasi manusia mulai banyak, maka pilihan budayanya bercocok tanam di suatu tempat dan memanen hasil pertanian itu serta berburu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
v Fase Tradisional, masyarakat hidup secara menetap di suatu tempat yang di anggap strategis untuk penyediaan berbagai kebutuhan hidup masyarakat, seperti dipinggir sungai, di pantai, di lereng bukit, di dataran tinggi, di dataran rendah ang datar, dan sebagainya. Dan mulai mengenal kata “Desa” dimana beberapa band (kelompok kecil masyarakat) memilih menetap dan saling berinteraksi satu dengan manusia lainnya sehingga menjadi kelompok nbesar dan menjadi komunitas desa.
v Fase Transisi, kehidupan desa sudah sangat maju, isolasi kehidupan hampir tidak ditemukan lagi dalam skala luas, transportasi sudah lancer walaupun untuk masyarakat desa tertentu masih menjadi masalah. Pengguna media informasi sudah mulai merata, namun secara geografis masyarakat transisi berada dipinggiran kota serta serta hidup mereka masih secara tradisional, termasuk pola berfikir dan system sosial lama masih silih berganti digunakan dan mengalami penyesuaian dengan hal-hal yang baru dan inovatif. Umumnya masyarakat transisi bersifat mendua atau ambigu terhadap sikap, pandangan, dan perilaku mereka sehari-hari.
v Fase Modern, di tandai dengan peningkatan kualita perubahan sosial yang lebih jelas meninggalkan fase transisi. Kehidupan masyarakat sudah mulaikosmopolitan dengan kehidupan individual yang sangat menonjol. System religi dan control sosial masyarakat  serta system kekerabatan mulai di abaikan. Masyarakat sudah mulai hidup dengan system mekanik,  kaku, dan hubungan-hubungan ditentukan berdasarkan pada kepentingan masing-masing elemen masyarakat.
v Fase Postmodern, masyarakat secara financial, pengetahuan, relasi, dan semua prasyarat sebagai masyarakat modern sudah dilampauinya. Walaupun terkadang ada satu dua masyarakat modern yang memiliki cirri masyarakat postmodern walupun belum memiliki kenampakan tersebut, namun hal itu bersifat temporer dan meniru kelompok-kelompok lain yang lebih mapan. Dan dapat disimpulkan masyarakat postmodern adalah masyarakat dengan kelebihan-kelebihan tertentu dimana kelebihan itu menciptakan pola sikap dan perilaku serta pandangan-pandangan terhadap diri dan masyarakat sosial yang berbeda dengan masyarakat modern atau masyarakat sebelum itu.
Sifat-sifat yang menonjol dari masyarakat postmodern :
1.     Memiliki pola hidup nonmaden, artinya kehidupan mereka yang terus bergerak dari satu tempat ketempat yang lain menyebabkan orang sulit menemukan mereka secara ajeg termasuk dapat mendeteksi dimana tempat tinggal menetapnya.
2.     Secara sosiologis mereka berada pada titik nadir, antara struktur dan agen, yaitu pada kondisi tertentu orang postmodern patuh pada strukturny, namun pada sisi lain ia mengekspresiakn dirinya sebagai agen yang memproduksi struktur atau paling tidak agen yang terlepas dari strukturnya.
3.     Manusia postmodern lebih suka menghargai privasi, dan kegemaran mereka melebihi apa yang mereka anggap berharga dalam hidup mereka.
4.     Kehidupan pribadi yang bebas menyebabkan orang-orang postmodern menjadi sangat sekuler, memiliki pemahaman nilai-nilai sosial yang subyektif dan liberal.
5.     Pemahaman orang postmodern yang bebas menyebabkan cenderung melakukan “gerakan kembali”. Namun itu akan menjadi perspektif yang berbeda dengan orang yang selama ini sudah dan sedang ada di wilayah tersebut
Perubahan sosial itu terjadi secara vertical,namun implikasi dari perubahan sosial vertical itu mengubah semua aspek dalam kehidupan manusia, masyarakat, dan dunia serta semua kehidupan sosial mereka yang umumnya terjadi tidak saja vertical namun juga horizontal bahkan membentuk pola-pola perubahan lainnya, seperti memutar, mengulang, memecah, dan menyatu.
B.   Budaya Massa dan Budaya Populer
·       Budaya Massa
 Makna kata massa mengacu pada kolektivitas tanpa bentuk, yang komponen-komponannya sulit dibedakan satu dengan yang lainnya. Dengan demikian, maka massa sama dengan suatu kumpulan orang banyak yang tidak mengenal keberadaan individualitas. Contoh budaya massa yaitu : Pakaian Batik.
 Blumer dalam McQuail, mengemukakan ada empat komponen sosiologis yang mengandung arti massa, yaitu:
1)     Anggota massa adalah orang-orang dari kelas social yang berbeda, jenis pekerjaan yang berlainan, dengan latar belakang budaya yang bermacam-macam, serta tingkat kekayaan yang beraneka atau berasal dari segala lapisan kehidupan dari seluruh tingkat sosial.
2)     Massa terdiri individu-individu yang anonym.
3)     Anggota massa terpisah satu dengan yang lainnya dan hanya terdapat sedikit interaksi atau pertukaran pengalaman antar-anggota massa yang dimaksud.
4)     Keorganisasian bersifat longgar dan tidak mampu bertindak bersama atau secara kesatuan.
Secara umum pengertian massa ditandai dengan:
1)     Kurang memiliki kesadaran diri.
2)     Kurang memiliki identitas diri.
3)     Tidak mampu bergerak secara serentak dan terorganisir untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
4)     Massa ditandai oleh komposisi yang selalu berubah dan berada dalam batas wilayah yang selalu berubah pula.
5)     Massa tidak bertindak dengan dirinya sendiri, tetapi dikooptasi untuk melakukan suatu tindakan.
6)     Meski anggotanya heterogen, dan dari semua lapisan sosial, massa selalu bersikap sama dan berbuat sesuai dengan persepsi orang yang akan mengkooptasi mereka.
Konsep massa kemudian mengandung pengertian masyarakat secara keseluruhan “masyarakat massa” (the mass society). Menurut McQuail, massa ditandai oleh :
·       Memiliki agregat yang besar;
·       Tidak dapat dibedakan;
·       Cenderung berpikir negatif; 
·       Sulit diperintah atau diorganisasi; dan 
·       Refleksi dari khalayak massa.
Media massa adalah institusi yang menghubungkan seluruh unsur massyarakat satu dengan lainnya dengan melalui produk media massa yang dihasilkannya. Secara spesifikasi institusi media massa, yaitu: 1) Sebagai seluruh produksi dan distribusi kotensimbolis, 2) Sebagai institusi publik yang bekerja sesuai aturan yang ada, 3) Keikutsertaan baik sebagai pengirim atau penerima adalah sukarela, 4) Menggunakan standar profsional dan birokrasi, dan 5) Media sebagai perpaduan antara kebebasan dan kekuasan.
Kehidupan masyarakat kota pada umunya media massa telah menjadi salah satu kebutuhan dalam berinteraksi di dalam masyarakat perkotaan satu dengan lainnya. Media massa memiliki persyaratan dalam pemakainnya yaitu:
·       Orang harus bisa membaca sebelum menerima surat kabar atau majalah
·       Orang harus memiliki pesawat radio atau televis, bila akan mengikuti siarannya.
·       Kebiasaan memanfaatkan media
Dalam penyampain berbagai produk tayangan media massa berupaya menyesuaikan dengan khalayak yang heterogen dan berbagais osio-ekonomi, kultural, dan lainnya. Di sisi lain, media juga sering menyajikan berita, film, informasi lain dari berbagai negara sebagai upaya media memuaskan khalayaknya. Produk media baik yang berupa berita, program keluarga , kuis, film, dan sebagainya, disebut juga upaya massa yaitu karya budaya. Budaya massa di bentuk di sebabkan:
·       Tuntutan industry kepada pencipta untuk menghasilkan karya yang banyak dalam tempo singkat. Maka si pencipta untuk menghasilkan karya yang banyak dalam tempo singkat, tak sempat lagi berfikir, dan dengan secepatnya menyelesaikan karyanya. Dan memiliki target dalam waktu tertentu.
·       Karena massa cenderung ‘ latah’ menyulap atau meniru sesuatu yang sedang naik daun atau laris, sehingga media mencari keuntungan sebesar-besarnya.
            Pada umumnya budaya massa di pengaruhi oleh budaya popular. Pemikiran tentang budaya popular menurut Ben Agger  (1992;24) dapat di kelompokan pada empat aliran yaitu:
·       Budaya di bangun berdasarkan kesenangan namun tidak substansial dan mengentaskan orang dari kejenuhan kerja sepanjang hari.
·       Kebudayaan popular menghancurkan nilai budaya tradisional.
·       Kebudayaan menjadi masalah besar dalam pandangan ekonomi Marx kapitalis.
·       Kebudayaan popular merupakan budaya yang menetes dari atas.
              Kebudayan popular banyak berkaitan dengan masalah keseharian yang dapat di nikmati olehsemua orang atau kalangan orang tertentu, seperti pementasan mega bintang, kendaran pribadi, fashion, model rumah, perawatan tubuh, dan semacamnya. Kebudayaan popular lebih banyak berpengaruh pada kelompok orang muda dan menjadi pusat ideology masyarakat dan kebudayaan, padahal budaya popular pterus menjadi kontradiksi dan perdebatan. Budaya popular lebih banyak mempertontonkan sisi hiburan, yang kemudian mengesankan lebih konsumtif. Richard Dyer mengatakan hiburan merupakan kebutuhan pribadi masyarakat yang dipengaruhi oleh struktur kapitalis.
Hiburan menyatu dengan makna-makna hiburan yang saat ini didominasi oleh music. Hampir tidak dapat ditemui sebuah hiburan tanpa mengabaikan peran music. Music memiliki prinsip kesenangan yang tertanam dan menjelma dalam kehidupan manusia sehingga terbentuk suatu kebudayaan. Dunia hiburan telah menjadi sebuah proses reproduksi kepuasan manusia dalam sebuah media. Hampir tidak ada lagi perbedaan antara kehidupan nyata dan dunia yang digambarakan dalam film yang dirancang menggunakan efek suara dengan tingkat ilusi yang sempurna sehingga tak terkesan imaginative.
·       Budaya Populer 
Williams (1983) mendefinisikan kata ”populer” menjadi empat pengertian yaitu (1) banyak disukai orang; (2) jenis kerja rendahan; (3) karya yang dilakukan untuk menyenangkan orang; (4) budaya yang memang dibuat oleh orang untuk dirinya sendiri. Sedangkan pengertian budaya popular dijabarkan dalam berbagai definisi. Menurut Ben Agger pemikiran tentang budaya popular dapat dikelompokan menjadi yaitu:
1.    Budaya dibangun berdasarkan kesenangan namun tidak substansial dan mengentaskan orang dari kejenuhan kerja sepanjang hari.
2.     Kebudayaan popular menghancurkan kebudayaan tradisional.
3.     Kebudayaan menjadi masalah besar dalam pandangan ekonomi kapitalis Marx.
4.     Kebudayaan popular merupakan budaya yang menetes dari atas
Kebudayaan popular berkaitan dengan masalah keseharian yang dapat dinikmati oleh semua orang atau kalangan orang tertentu seperti mega bintang, kendaraan pribadi, fashion, model rumah, perawatan tubuh, dan sebagainya. Menurut Ben Agger Sebuah budaya yang akan masuk dunia hiburan maka budaya itu umumnya menempatkan unsure popular sebagai unsure utamanya. Budaya itu akan memperoleh kekuatannya manakala media massa digunakan sebagai penyebaran pengaruh di masyarat. Contoh budaya popular adalah Korean Pop (K Pop). Adapun Ciri-ciri budaya popular :
1.     Tren, sebuah budaya yang menjadi trend dan diikuti atau disukai banyak orang berpotensi menjadi budaya popular
2.     Keseragaman bentuk, sebuah ciptaan manusia yang menjadi tren akhirnya diikuti oleh banyak penjiplak. Karya tersebut dapat menjadi pionir bagi karya-karya lain yang berciri sama, sebagai contoh genre musik pop (diambil dari kata popular) adalah genre musik yang notasi nada tidak terlalu kompleks, lirik lagunyasederhana dan mudah diingat
3.     Adaptabilitas, sebuah budaya populer mudah dinikmati dan diadopsi oleh khalayak, hal ini mengarah pada tren
4.     Durabilitas, sebuah budaya populer akan dilihat berdasarkan durabilitas menghadapi waktu, pionir budaya populer yang dapat mempertahankan dirinya bila pesaing yang kemudian muncul tidak dapat menyaingi keunikan dirinya, akan bertahan-seperti merek Coca-cola yang sudah ada berpuluh-puluh tahun
5.     Profitabilitas, dari sisi ekonomi, budaya populer berpotensi menghasilkan keuntungan yang besar bagi industri yang mendukungnya.



BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pemaparan makalah ini yaitu sebagai berikut :
1.     Perubahan sosial adalah proses sosial yang di alami oleh anggota masyarakat serta semua unsur-unsur budaya dan sistem-sistem sosial, dimana semua tingkat kehidupan masyarakat secara sukarela atau dipengaruhi oleh unsur-unsur eksternal meninggalkan pola-pola kehidupan, budaya dan sistem sosial lama kemudian menyesuaikan diri atau menggunakan pola-pola kehidupan, budaya, dan sistem sosial yang baru. Terdapat beberapa fase dalam kehidupan manusia yaitu : Fase Agrokultural, Fase Tradisional, Fase Transisi, Fase Modern, dan Fase Postmodern.
2.  Budaya massa adalah suatu budaya yang terus menerus direproduksi dan dikonsumsi oleh suatu kelompokyangmempunyaiakibatsecaramenyeluruh. Williams (1983) mendefinisikan kata ”populer” menjadi 4 pengertian yaitu (1) banyak disukai orang; (2) jenis kerja rendahan; (3) karya yang dilakukan untuk menyenangkan orang; (4) budaya yang memang dibuat oleh orang untuk dirinya sendiri. Kebudayaan popular  berkaitan dengan masalah keseharian yang dapat dinikmati oleh semua orang atau kalangan orang tertentu seperti mega bintang, kendaraan pribadi, fahion, model rumah, perawatan tubuh. Ciri-ciri budaya popular yaitu : tren, keseragaman bentuk, adaptabilitas, durabilitas, profitabilitas.
B.    Saran
Penulis bersedia menerima kritik dan saran yang positif dari pembaca. Penulis akan menerima kritik dan saran tersebut sebagai bahan pertimbangan yang memperbaiki makalah ini di kemudian hari. Semoga makalah berikutnya dapat penulis selesaikan dengan hasil yang lebih baik lagi.



DAFTAR PUSTAKA

Burhan, Bungin. 2007. “Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat”. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Zulkarimien, Nasution.2003. “Sosiologi Komunikasi Massa”. Jakarta: Universitas Terbuka.
Soekanto, Soerjono. 2012. “Sosiologi Suatu Pengantar”. Jakarta: Rajagrafindo Persada.